Martin; Milenial Harus Berperan di Konservasi

REFLEKSI AMFIBI REPTIL : Bupati Ketapang, Martin Rantan, menghadiri acara refleksi lima tahun Amfibi Reptil Indonesia di Pendopo Bupati Ketapang, kemarin (7/4).

KETAPANG, MENITNEWS.id – Bupati Ketapang, Martin Rantan, mengataka saat ini konservasi merupakan hal yang sangat penting dalam penataan kehidupan. Bahkan, memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas kehidupan. Hal itu disampaikan Martin, pada acara refleksi lima tahun Amfibi Reptil Indonesia di Pendopo Bupati Ketapang, pada Rabu (7/4) sore.

Martin menjelaskan, berbicara tentang konservasi sendiri memiliki makna luas yang tidak hanya menjaga hutan, namun juga kekayaan di dalamnya. Sejalan dengan itu, zaman juga menuntut dalam mengembangkan kreativitas untuk terus mengampanyekan kegiatan-kegiatan edukasi yang juga melalui digital, terlebih pada era 4.0 ini

“Banyak kalangan kaum milenial yang secara senang tidak senang harus dapat berperan bertransformasi pemikiran agar dapat bersaing secara terbuka dalam mengembangkan peradaban. Salah satunya pada bidang konservasi,” kata Martin.

Dengan demikian, lanjut Martin, kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu cara meningkatkan kemampuan dan keahlian dalam melaksanakan edukasi dengan inovasi di bidang digital mengikuti dengan perkembangan zamannya. “Karena saat ini digital merupakan salah satu perangkat yang paling efisien dan efektif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat dengan jangkauan yang tidak terbatas, terlebih pada saat pandemi ini,” jelasnya.

Martin menekankan Yayasan Amfibi Reftil Indonesia perlu merancang dan menyiapkan perangkat-perangkat yang dapat digunakan dalam dunia edukasi maupun penanganan konflik serta peningkatan kualitas SDM yang mumpuni.

“Keberadaan Amfibi Reftil Indonesia di Ketapang sangatlah penting, karena di Amfibi Reptil Indonesia para pengurus dan masyarakat dididik dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan agar bila suatu saat terjadi konflik antara masyarakat dan satwa, masyarakat tak lagi bingung dan canggung dalam penanganan konflik tersebut,” ungkapnya.

Dikatakan Martin, keberadaan Amfibi Reptil Indonesia jelas membantu pemerintah dalam menyampaikan edukasi hingga ke akar rumput dan tentunya membantu masyarakat dalam hal penanganan konflik. “Oleh karena itu, selaku Bupati Ketapang saya mendukung penguatan Amfibi Reptil Indonesia melalui kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kapasitas keilmuan, kepengurusan di dalamnya,” paparnya.

Pemerintah akan selalu berupaya untuk tetap membantu dan mendorong kemajuan Yayasan Amfibi Reftil Indonesia di Ketapang. “Saya bersama jajaran Pemerintah Daerah Ketapang berkomitmen untuk mendorong perusahaan dan institusi terkait yang berada di Ketapang untuk memberikan dukungan kepada Yayasan AFRI yang ada di Ketapang,” tegas Martin.

Ketua DPRD Ketapang, M Febriadi, mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di dunia, termasuk dari jenis amfibi. Sayangnya, keberadaan amfibi tersebut belum banyak dikenal oleh masyarakat, bahkan terancam punah. Penelitian mengenai amfibi masih sangat minim. Itu sangat disayangkan mengingat Indonesia termasuk dalam lima besar dunia dengan populasi amfibi tertinggi.

Dia menjelaskan, menurut Mirza Dikari Kusrini, seorang ahli herpetofauna dari IPB, ada 436 spesies amfibi yang hidup di Indonesia, dan 20 persen di antaranya merupakan hewan endemik Indonesia. Sebanyak 10 persen di antaranya berada dalam resiko kepunahan, dan hampir 30 persen amfibi Indonesia digolongkan dalam status belum bisa diindentifikasi secara lengkap.

Hal serupa juga terjadi pada 700 lebih reptil yang hidup di wilayah Indonesia yang di antara keberadaannya semakin terancam punah karena berbagai hal. Untuk itulah, peran dari sebuah organisasi seperti Amfibi Reftil Indonesia diharapkan peran serta dan kontribusi untuk menyelamatkan hewan-hewan amfibi dan reftil diantaranya seperti kodok, katak, buaya, biawak, ular, kadal, kura-kura, penyu, dan lain-lainnya.

Sebagai komunitas pecinta amfibi dan reftil di Indonesia, Febriadi mengharapkan peran besar dari organisasi ini dalam mengenalkan dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kehidupan amfibi dan reftil, dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan maupun seminar-seminar. “Diharpakan kegiatan seperti ini dapat melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, akademisi, pegiat atau pemerhati amfibi dan reftil, tokoh masyarakat, mahasiswa dan pelajar,” harapnya.

“Termasuk kali ini dapat menghadirkan pakar, pemerhati dan pecinta amfibi dan reftil yang sangat terkenal yaitu, Heru Gundul dan Panji yang sering tampil televisi yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita semua,” lanjutnya.

Dia juga berharap dengan keberadaan organisasi Amfibi Reftil Indonesia di Kabupaten Ketapang dapat membawa manfaat besar bagi kelangsungan hidup dari berbagai jenis hewan amfibi dan reftil yang ada di Kabupaten Ketapang ini. “Selaku pimpinan DPRD Ketapang, saya mengapresiasi kegiatan ini. Semoga acara yang digelar berjalan sukses dan dapat menghasilkan masukan dan referensi mengenai perlindungan terhadap hewan amfibi dan reftil,” ungkapnya.

“Kami percaya organisasi Amfibi Reptil Indonesia ini ke depan akan dapat berkiprah lebih banyak terhadap kelangsungan hidup dari hewan amfibi dan reftil di Kabupaten Ketapang. Jangan sampai kekayaan hayati kita hilang, bahkan tinggal cerita saja, mari bersama-sama kita jaga dan lestarikan biodiversitas Indonesia,” tambah Febriadi. (*)

Berita Terkait